LAPAR SULSEL – Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat Sulsel dan Komunitas GUSDURian Makassar mengadakan Diskusi Tematik #3 “Tembang dan Pasang; Spirit Merawat Kearifan Lokal” di Kantor LAPAR SULSEL, 9 Agustus 2022.
Dalam diskusi ini menghadirkan dua narasumber yakni Suraji (Founder Ensiklojava) yang membahas tentang Tembang sedangkan Mubarak Idrus (Wakil Direktur LAPAR SULSEL) membahas persoalan pasang/sureq.
Suraji menjelaskan bahwa tembang merupakan hal yang populer dalam kalangan masyarakat Jawa. Tembang ini biasa digunakan dalam menyampaikan nilai-nilai budaya luhur seperti ajaran menghormati orang yang lebih tua, sifat pemberani, jiwa ksatria.
“Tembang juga bisa digunakan dalam menyampaikan ajaran islam seperti tasawuf dan lainnya” jelasnya.
Sementara itu, Mubarak yang khusus membahas Pasang/sureq menjelaskan bahwa para wali dalam membawakan dakwahnya itu tidak menghilangkan aksara lama. Seperti Datuk ri Bandang yang membuat huruf H dalam aksara bugis yang sebelumnya tidak mengenal hal tersebut.
“Salah satu sureq yang terkenal itu Sureq Lagaligo. Paseng atau Sureq juga ada yang berbentuk catatan harian kerajaan mulai dari Raja yang pertama yang tidak diketahui asal usulnya atau biasa disebut To Manurung sampai yang masih bisa dilacak asal usulnya. Ketika mengalami proses Islamisasi Sureq atau Paseng menjadi media untuk mentransfer pengetahuan, menjadi jembatan untuk berdakwah.” urainya.
Penulis: Susan Alwia, Alumni Kursus Demokrasi, Advokasi dan Toleransi (KUDETA) LAPAR Sulsel